Minggu, 22 Agustus 2010

PUPUS

Hanya ada titik air mata melihatmu
terkapar
Kutak bisa bergeming tuk melawan
Perih, duka merajam lubang hati
yang tak berdaya
tergolek pilu diantara puing-
puing harap
Merana menunggu ada yang
tanggap
Namun tak ada rasa hanya
kebencian yang meradang
Kenapa kau diam, kudalam kemelut
jiwa
Ku tak bisa tenang, memuja,
memuji cinta
Ku tak lagi bebas memuja hati
Meneriak kasih yang pernah kau
ajarkan
Karena aku tau dunia terlalu kejam
Terlalu banyak yang salah arah
Kuhanya tersungkur di depan parkir
yang masih tersisa
Berdoa dalam hati agar kau dan aku
dihargai
Didengar oleh segelintir yang tinggi
paling tidak membiarkanku bebas
berdiri
Namun kuhanya memetik angin
Karena yang tercita tak lagi melirik...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar