Minggu, 22 Agustus 2010

AIR MATA

Ada sebentuk hati
Tertinggal dalam sunyi
Ada setitik pengkhianatan ia alami
Ada tangis keluar dari mata sayunya
Ada goresan di hati
Akan cinta yang melenggang
Tak menoleh lagi
Ada sebentuk senyum renyah
Tersungging dari kamu
Sebuah sapa berdalih membalut
lukanya...
Ada senyum di sudut bibir
Binar matanya bertajuk kasih
Terangkai asa baru
Untuk menggapai kasihmu
Kepingan hati yang terceria
Tak ada lagi tangis atau luka
Semua terbalut seuntai senyummu
Berjuta harapan terkumpul dalam
hati
Sekuat asa untuk kembali
Hanya satu asma terpahat manis
“ namamu”
Tetesan darah bening terurai
Seiring fakta di pelupuk mata
Hati itu kembali tersayat
Terhujam mimpi
Berjuta-juta detik tergenggam
Bersama kangen yang menyesak
Kasih itu seolah tak mampu terus
terpendam
Ada pilu bercadar dusta
Torehan senyum membalut luka
Hati berlumuran darah tak berupa
Pancaran kasihmu hanya satu
Meluruhkan hati itu
Namun ada kalbu selain hati itu
Yang mampu terjemahkan auramu
Sebentuk kalbu pada diri sang ratu
Kau tersekap dalam bui cintanya
Berpaling pun kau tak mampu
Setia...
Helaan nafas hati itu
Menghembuskan angin dengki
Tak berwujud
Dan tak terwujud
Akhirnya hati itu mengulang
Meneteskan air mata yang tersisa
Beriring dengan kekalahan
Dan goresan duka yang kembalimenganga
Pada tiupan angin kedewasaannya
Hanya ada satu tekad bahwa
Ia kirimkan doa
“ bahagialah dengan hati itu”
Walau pada rekahan bibirnya
Ada sketsa kepedihan
Dan biasan ragu yang bergelayut
Letakkan rangkaian kasih itu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar